Seperti halnya karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, lemak juga mempunyai andil cukup besar dalam kinerja tubuh. Menurut jurnal Fats & Cholesterol: Nutrition Source, Harvard School of Public Health, menjabarkan lemak atau lipid adalah zat gizi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh.
Lemak juga berfungsi melarutkan vitamin A,D,E dan K agar mudah diserap tubuh melalui dinding usus, sehingga, membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang sehat, memperlambat penuaan dini, dan mencegah osteoporosis. Sebab, lemak mampu menyimpan vitamin D dalam tubuh, sehingga bisa mengikat kalsium lebih baik.
Lemak yang diperoleh dari makanan, dibagi menjadi dua, yaitu lemak tak jenuh (unsaturated), dan lemak jenuh (saturated). Lemak tak jenuh merupakan lemak yang bersahabat dengan darah dan jantung. Lemak inilah yang menyingkirkan kolesterol yang merusak dan tidak diinginkan dari pembuluh darah.
Lemak tak jenuh, terbagi lagi menjadi lemak tak jenuh tunggal/ monounsaturated, yang bisa didapatkan dari minyak zaitun, kacang-kacangan (kenari dan almond), serta avokad. Sedangkan, lemak tak jenuh ganda/polyunsaturated, termasuk lemak omega 3 dan omega 6 dapat diperoleh dari minyak ikan, minyak sayur, kedelai, salmon, minyak dan wijen.
Sedangkan lemak jenuh, dapat dibilang sebagai lemak jahat. Lemak ini dapat menghambat pembuluh darah arteri, yang bisa mengakibatkan hipertensi, stroke, atau penyakit jantung. Namun, karena lemak jenuh banyak didapatkan dari makanan kaya nutrisi, seperti seafood, telur, daging sapi, dan susu, disarankan agar tetap mengonsumsi makanan ini. Hanya saja, jumlah asupannya dibatasi, sehingga tidak meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Nah, setelah mengetahui jenis-jenis makanan yang bisa menghasilkan lemak baik dan lemak jahat, berarti Anda tinggal mengatur porsi tepat asupan lemak setiap harinya. The American Heart Association merekomendasikan batasan asupan lemak tak jenuh setiap orang, yaitu berkisar 10-15 % dari jumlah kalori harian. Sedangkan asupan lemak jenuh, sebaikanya jangan lebih dari 10% dari jumlah kalori harian.
Fakta Tentang Lemak
1. Mitos: Usia bertambah, tubuh makin sulit membakar lemak
Fakta: Salah. Perubahan hormon seiring pertambahan usia, umumnya memang bisa mengakibatkan perubahan bentuk tubuh (lemak lebih banyak di bagian pinggang). Namun, jika tetap aktif bergerak, dan tidak makan berlebihan, Anda tetap bisa membakar lemak, meskipun sudah mencapai usia menopause.
2.Mitos: Dalam program diet, Anda harus sepenuhnya menyingkirkan makanan mengandung lemak.
Fakta: Tidak semudah itu. Kebanyakan wanita dengan mudahnya mengganti lemak dengan makanan mengandung gula tinggi, yang justru akan membuatnya lebih mudah merasa lapar. Penelitian menunjukkan, program diet yang dilakukan dengan mengonsumsi lemak dalam batas wajar, hasilnya lebih sukses, ketimbang program diet tanpa lemak.
3. Mitos: Berjalan kaki merupakan olahraga terbaik membakar lemak
Fakta: Belum tentu. Berjalan kaki memang olahraga yang baik untuk jantung. Namun, agar tubuh bisa membakar lemak, sehingga berat badan bisa turun, sebaiknya Anda menyelingi olahraga jalan kaki dengan latihan beban. Latihan ini, selain mengencangkan otot, juga bisa meningkatkan metabolisme Anda, yang menyebabkan lebih banyak kalori terbakar.