Sukses menurunkan berat badan dengan berolahraga? Itu memang wajar. Tapi, bila sehari tak berolahraga, Anda langsung merasa cemas dan bersalah, karena takut gemuk, itu yang tidak wajar. Bisa jadi, Anda terobsesi berolahraga, karena tak ingin bobot tubuh melonjak lagi!
Bila Anda belum menyadari porsi olahraga yang Anda jalani berlebihan, ini tanda-tanda dosis olahraga berlebihan.
- Durasi olahraga lebih dari satu jam setiap sesi (time), melakukan beberapa jenis latihan fisik dalam sehari (multiple exercise) Misalnya, dalam satu hari, pagi: jogging, siang: latihan beban, malam: aerobik (intensitas), dan juga menjalani olahraga selama lebih dari 5 hari dalam satu minggu (frekuensi).
- Napas terengah-engah kala olahraga, hingga sulit berkata-kata. Tes ini disebut sebagai talk-test. Bila Anda tidak mampu berbicara jelas ketika menjalani latihan fisik, itu bisa menandakan Anda kehabisan napas. Pusing, mual, dan jantung berdebar kencang kala melakukan latihan fisik, juga bisa dijadikan indikasi overtraining.
Sebaiknya, kondisi ini jangan disepelekan. Kenali dampaknya:
Otot cedera. Otot-otot tubuh yang digunakan saat berolahraga, terkadang mengalami cedera minor, yang tidak tampak, dan terkadang tidak terasa. Nah, kondisi tersebut butuh recovery time (waktu pemulihan), agar otot-otot cedera minor yang ada sisa-sisa oksidasi tersebut dapat diangkut kembali dan dinetralisir, sehingga pada aktivitas olahraga berikutnya, otot-otot tubuh tidak rentan cedera. Cedera otot yang mungkin terjadi, seperti terkilir, otot robek, hingga patah tulang.
Menurunkan metabolisme tubuh. Apalagi jika olahraga berlebihan ini dijalani bersamaan dengan program diet yang sembarangan, otomatis metabolisme makin terganggu. Akibatnya, kondisi ini akan menjurus pada insomnia, mudah depresi, lelah berkepanjangan, serta nafsu makan menurun, hingga daya tahan tubuh berkurang.
Membuat siklus haid tidak teratur. Jika intensitas olahraga terlalu tinggi, menyebabkan banyak lemak dalam tubuh terbakar. Padahal, lemak dalam tubuh berfungsi memproduksi estrogen. Jadi, wanita yang memiliki lemak terlalu sedikit, tubuh tidak bisa secara teratur berovulasi, sehingga dapat mengakibatkan haid terhenti (amenorrhea). Kondisi ini juga berujung pada infertilitas. Bila tidak terjadi ovulasi dalam organ reproduksi, kehamilan juga akan sulit terjadi.
Jadi, enyahkan juga konsep cantik dan langsing yang menyesatkan pikiran Anda. Olahraga seharusnya aktivitas yang menyenangkan dan menyehatkan!
Maka itu, layaknya program diet, olahraga juga mesti dilakoni dalam porsi tepat. Normalnya, frekuensi olahraga 3-4 kali seminggu, yang dijalani tidak dalam hari berurutan. Dari segi intensitas, lakukanlah satu jenis olahraga sehari.
Misalnya, jika Senin, Anda melakukan olahraga kardiovaskular seperti jogging atau aerobik, mungkin di hari Rabunya, Anda menjalani latihan beban. Sedangkan, untuk durasi, dalam batas wajar olahraga dilakukan selama 20-60 menit setiap sesi.