Tanya:
Hubungan saya dan ayah memang sangat dekat. Mungkin, karena saya anak perempuan satu-satunya di keluarga. Tapi tanpa disadari, saya selalu memilih kekasih yang figur dan karakternya mirip dengan ayah. Apakah itu wajar? Mengapa ayah bisa mempengaruhi saya dalam memilih pasangan?
krisxxx@yahoo.com.au
Jawab:
Dalam mencari pasangan anak bisa sangat lekat dengan figur orang tuanya. Kalau pria umumnya mencari figur ibu, sedangkan wanita biasanya mencari figur yang mirip ayahnya. Terlebih bila sang ayah ini sosok berkualitas. Ada dua hal yang paling membuat wanita ‘jatuh hati’ dari figur ayahnya, yakni faktor kepribadian dan kesuksesan.
Ayah yang sukses dalam karier, berhasil dari segi materi akan dinilai memiliki tanggung jawab yang besar. Tak heran, seorang wanita yang dibesarkan dalam keluarga berkecukupan seringkali memilih pasangan ambisius atau pekerja keras, seperti ayahnya.
Tapi, sebaiknya Anda berhati-hati jangan sampai terjebak figur ayah. Bila kemiripan kekasih dengan sang ayah itu dalam hal-hal yang baik dan positif, Anda patut bersyukur. Karena, bisa membantu mengembangkan hubungan yang juga positif dengan kekasih.
Namun, bila kemiripan yang Anda cari ternyata tak sebesar yang Anda harapkan, sebaiknya tak usah terlalu kecewa. Siapa tahu ternyata Anda telah mengadopsi karakteristik baik yang dikagumi dari ayah seperti tegas, bijak, kuat, sehingga pasangan yang Anda butuhkan justru orang sebaliknya, agar Anda dan pasangan saling melengkapi.
Tapi, bila kemiripan kekasih dengan sang ayah adalah dalam hal-hal negatif, barulah Anda waspada. Pada dasarnya sulit mengubah karakter yang sudah terbentuk dari pasangan. Tapi, bila hubungan itu dilanjutkan, maka Anda akan menghadapi suasana yang sama pun sewaktu Anda kecil dulu.
Karena itu, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, temuilah psikolog untuk membicarakan masalah yang Anda hadapi. Kalau Anda telah memahami kejelekan pasangan dan menyadari bahwa Anda sulit mengubahnya, kini pilihan ada di tangan Anda apakah ingin tetap melanjutkan hubungan dengan sejumlah konsekuensi yang sudah disadari, atau memilih memutuskan hubungan.
Konsultan:
Maria Susanti
Psikolog