Sebelum lihat artikel lihat iklan ini dulu ya, dijamin gak rugi :D

Apakah telpon anda sering putus-putus ?
Apakah harus menunggu loading yang terlalu lama saat berinternet ?
Pernah Mengalami banyak gangguan lain terhadap sinyal gadget anda ?
PENGUAT SINYAL GEN-X sangat membantu bagi anda yang berada di daerah yang berjangkauan sinyal rendah atau anda sering menggunakan komunikasi di daerah pedalaman, wireless di dalam lift, gedung bertingkat,dll. Pemasangan yang mudah, kekuatan sinyal yang terjamin, dan mudah dalam penggunaannya. dapat dipakai di HP, modem, walkietalkie, pagers, notebook, PDA, iPhone, iPad, Android, dll.
Manfaat:
1) dampak besar - seperti memiliki antena 4 kaki pada ponsel Anda.
2) Meningkatkan Penerimaan, Mengurangi statis di perahu, lift, mobil, bangunan, terowongan, gunung-gunung dan daerah pedalaman.
3) Bekerja pada Analog, digital, telepon Tri-band, HP, modem, walkietalkie, pagers, notebook, PDA, iPhone, iPad, Android, dll.
4) Menghilangkan dropped calls.
5) Mudah untuk menginstal, cukup lepas sticker dan tempel pada bagian dalam kompartemen baterai Anda.
6) Setiap Booster dikemas siap untuk diberikan sebagai hadiah atau untuk dijual kembali!
7) mengurangi gelombang yang mengganggu sinyal
8) meningkatkan kekuatan sinyal
9) memperluas kekuatan sinyal jaringan
10) Sinyal dapat dijangkau di daerah yang sulit mendapatkan sinyal sebagai contoh di daerah pedalaman, Elevator, Lorong bawah tanah, Bangunan Beton, Daerah yang jauh dari BTS.

Berminat ? klik http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10866905
HELP ME TO HIT LIKE BUTTON > > > < < < HELP ME TO HIT LIKE BUTTON

Transplantasi Tulang Sumsum Bisa Lawan AIDS


Kabar menggembirakan dari dunia kedokteran. Seorang warga Amerika sembuh dari penyakit AIDS yang dideritanya setelah mendapatkan transplantasi tulang sumsum yang dilakukan 20 bulan lalu. Padahal biasanya transplantasi tulang sumsum dilakukan untuk memerangi penyakit leukimia.

Meski kalangan dokter sendiri masih berhati-hati dan menganggap kasus ini mungkin hanya kebetulan semata, para peneliti berkata lain. Mereka menilai terapi gen ini bisa membangkitkan minat yang lebih besar untuk memerangi penyakit yang setiap tahunnya menjangkiti 2 juta jiwa ini. Virus AIDS telah menginfeksi 33 juta orang di seluruh dunia.

Dr Gero Huetter seperti yang dikutip AP, Kamis 14 November 2008 mengatakan pasiennya yang berusia 42 tahun tanpa disebutkan identitasnya itu kini tinggal di Berlin. Ia telah terinfeksi virus AIDS selama lebih dari satu dekade. Tetapi setelah 20 bulan menjalani transplantasi tulang sumsum, ia tidak lagi menunjukkan tanda-tanda yang membawa virus. "Kami menunggu setiap hari untuk kemungkinan terburuk," kata Huetter.

Para peneliti di rumah sakit dan sekolah medis Berlin's Charite mengatakan tes yang dilakukan pada sumsum tulang, darah dan organ lain menunjukkan si pasien bersih dari virus.

Namun, Dr Andrew Badley, direktur HIV dan imunologi pada laboratorium penelitian di Mayo Clinic, Rochester, Minn mengatakan tes yang dilakukan itu belum cukup untuk menunjukkan si pasien bersih dari virus.

"Diperlukan penelitian yang lebih cermat dengan sampel yang berbeda untuk bisa mengatakan virus sudah tidak ada lagi," kata Badley.

Sebagai catatan, ini bukan pertama kalinya tranplantasi tulang sumsum diterapkan untuk penderita AIDS atau orang yang terinfeksi HIV. Pada tahun 1999, sebuah artikel dalam jurnal Kedokteran Hypotheses melaporkan antara 1982-1996 hal ini telah diujicoba terhadap 32 penderita. Laporan itu menyebutkan dalam dua kasus, virus HIV berhasil dibasmi.

Pasien Huetter yang berada di Charite tengah menjalani perawatan terkait AIDS dan leukemia, di mana perawatan yang dikembangkan tidak terkait dengan HIV.

Huetter - yang merupakan ahli hematologi - mengingatkan sejumlah orang membawa mutasi genetik yang membuat mereka tahan terhadap infeksi HIV. Jika mutasi, yang disebut Delta 32, diwarisi oleh kedua orang tuanya, HIV dapat dicegah oleh jaringan selnya sendiri dengan memblokir CCR5, sebuah receptor yang bertindak sebagai pintu gerbang.

"Saya membacanya pada tahun 1996 secara kebetulan," kata Huetter. "Saya mengingatnya dan kemudian sekuat tenaga bekerja."

Saat ini kira-kira satu dari 1.000 di Eropa dan Amerika telah mewarisi mutasi dari kedua orang tuanya, dan Huetter menemukan satu orang tersebut di antara donor yang cocok untuk mendapatkan transplantasi.

Sebelum transplantasi dilakukan, pasien dirawat cukup lama dan menjalani radiasi untuk membunuh sel tulang sumsumnya yang terinfeksi dan melumpuhkan sistem kekebalan tubuhnya.

Dia juga memberikan obat yang ampuh untuk pengobatan AIDS. Tim Huetter sempat khawatir obat itu bisa mengganggu kelangsungan hidup sel sumsum baru. Mereka kemudian menurunkan risiko untuk menjaga sel baru yang bisa menolak virus.

Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakit Alergi dan Infeksi di Amerika Serikat, mengatakan prosedur itu terlalu mahal dan terlalu berbahaya untuk menyembuhkan penderita. Tetapi, imbuhnya, hal itu bisa mengilhami peneliti untuk terus mempelajari terapi genetik sebagai sarana untuk memblokir atau menolak virus HIV.

David Roth, guru besar epidemiologi dan kesehatan masyarakat internasional di London School of Hygiene and Tropical Medicine menuturkan terapi gen sebetulnya lebih murah dan efektif. Namun ia mengingatkan soal hal-hal buruk yang mungkin terjadi dalam mutasi yang mungkin tidak diketahui.

Bahkan untuk pasien di Berlin, sampai saat ini masih kurang dipahami bagaimana virus AIDS yang dideritanya bisa hilang begitu saja. "Virus ini cerdas," ujar Huetter. "Bisa saja muncul lagi."